Tokoh Muda NU NTB (Nusa Tenggara Barat) Tauhid Rifa’i, yang juga pegiat pemberdayaan desa tertinggal sekaligus pendamping profesioal desa NTB, memantabkan diri untuk memperjuangkan kemajuan desa-desa di NTB melalaui jalur DPD RI.
Pada kamis (29/12/2022) lalu Tauhid Rifa’i mendatangi kantor KPUD Provinsi NTB dan mendaftar menjadi bakal calon anggota DPD RI daerah pemilihan NTB.
“Tekat kami sebagai calon DPD RI, kami ingin memperjuangkan sekian banyak desa dan kelurahan di NTB. Bisa menjadi penghubung suara-suara mereka ke pusat agar supaya kita bisa menata desa ini kedepannya bisa menjadi desa mandiri,” terangnya usai menyerahkan berkas pendaftaran di KPU NTB, Kamis (29/12/2022).
Kedatangan Tauhid RIfa’i ke KPU NTB saat itu diantar langsung oleh keluarga, kerabat dan handai taulan, serta para relawannya yang selama ini juga ikut dalam Tim Pendamping Profesional Desa.
Tauhid Rifa’i merupakan salah satu tokoh muda NU yang juga alumni Pondok Pesantren Salafiah Syafi’iyah Sukerejo Situbondo Jawa Timur. Tauhid Rifa’i terus memegang tradisi sebagai santri, dengan meminta ijin dari guru-guru dimana dirinya pernah menimba ilmu, termasuk kepada orang tuan dan keluarga terdekatnya dalam menjemput takdir sebagai senator.
“saya berani mencalonkn diri karena saya mendapat ijin dari orang tua saya, ini yang pertama. Kedua, saya mendapat ijin dengan ucapan bisamillah dari guru-guru saya mulai dari SD SMP dan kauliah,” tutupnya.
Melalui pencalonan DPD RI ia bertekad untuk menjemput takdir menjadi senator agar desa-desa yang saat ini masih dalam kategori belum mandiri dapat berdaya saing. Karena menurutnya selama ini, jembatan aspirasi desa ke pusat masih belum maksimal.
Menurut Tauhid , lebih dari dari seribu desa dan kelurahan di NTB tengah berjuang menjadi desa mandiri, bahkan ada desa di Kabupaten Sumbawa Barat dan Bima yang masih dalam kategori tertinggal memerlukan sentuhan-sentuhan pembangunan agar dapat menjadi desa yang mandiri.
Pengalaman menjadi Politisi, pernah menjadi staf khusus Kementrian Desa Tertinggal serta jabatan yang diembannya saat ini, sebagai Koorditor Pendamping Profesional Desa NTB sudah cukup menjadi modal untuk menjadi jembatan aspirasi membangun desa kedepannya.