PT Solmax Geosynthetics perusahaan pabrikan produk geosintetik terbesar di dunia memperkenalkan tekhnologi geosintetik dan geotekstil untuk aplikasi pertambangan.
PT Solmax Geosynthetics memperkenalkan tekhnologi meliputi produk geotekstil woven dan nonwoven, geogrid, geomembrane, geonet, geotube, prefabricated vertical drain (PVD) dan geomembrn serta GCL (Geosynthetic Clay Liner).
Pengenalan produk tersebut dilakukan dalam momen gelaran seminar khusus yang fokus membahas dan memperkenalkan aplikasi produk-produk geosintetik PT Solmax di bidang pertambangan.
Pengenalan produk tersebut dilakukan melalui gelaran seminar dua hari yang dilaksanakan pada 11-12 Juli 2023 di JADE Room, Lantai 16 Grand Sudirman Building, Golden Tulip Hotel, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Seminar hari kedua rabu 12 Juli 2023 jam 08.00 – 17.00 WIB membahas khusus produk-prosuk geosintetik PT Solmax di bidnag pertambangan. Tema utama seminar “Geosynthetics Applications for the Development of lKN” dan dihari kedua seminar mengusung tema “Geosynthetics Applications for Mining lnfrastructure” atau aplikasi produk geosintetik untuk sektor pertambangan.
Hadir sebagai narasumber diantaranya Eko Budi Prasetyo, S.T, M. Ling (lnspektur Tambang Ahli Muda DITJEN MINERBA Kementerian ESDM), Marcus Jong Ching Joo (Technical Services Manager SOLMAX Geosynthetics), Norhisam Omar (Regional Business Manager (W&E Div) SOLMAX Geosynthetics), Su Jong Hao (Technical Sales Manager SOLMAX Geosynthetics), Doyo Lujeng Dwiarso (Country Manager PT. SOLMAX Geosynthetics lndonesia), Teuku Radenal Amir (Design Engineer PT. SOLMAX Geosynthetics Indonesia).
Misi Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Doyo Lujeng Dwiarso, selaku Country Manager Indonesia dari PT Solmax Geosynthetic Indonesia menyampaikan misi perusahaan dalam pembangunan infrastruktur yaitu membangun infrastruktur dengan cara yang lebih baik dan menggunakan produk yang berkelanjutan (sustainable).
Melalui misi tersebut menurut Doyo Lujeng nantinya pembangunan infrastruktur di Indonesia diharapkan mampu menghemat biaya, mengurangi waktu pengerjaan dan mengurangi jejak karbon (carbon foot print).
Menurut Doyo Lujeng, dalam paparannya bahwa Geosintetik adalah produk yang sesuai untuk misi tersebut.
“Sebagai gambaran kasar bahwa produk GCL dengan tebal 6 mm bisa menggantikan lempung setebal 600 mm, sehingga dalam pengangkutan jumlah truk yang digunakan hanya 1% bila dibandingkan dengan menggunakan lempung, iniliah mengapa produk ini bisa mengurangi jejak karbon”. Jelas Doyo Lujeng dalam paparannya.
Selanjutnya Doyo Lujeng Dwiarso juga menyampaikan bahwa produk geosintetik saat ini telah dipakai di banyak proyek pertambangan secara massif.
Doyo Lujeng mencontohkan beberapa produk yang saat ini banyak dipakai misalnya untuk perkuatan jalan di pertambangan, perkuatan lereng dan dinding, lapis kedap pada dasar kolam tailing, heap leach pada pertambangan mineral, penutupan kolam tailing, dan proses dewatering.
Tekhnologi Kolam Lumpur
Terdapat tiga pembicara utama dalam seminar tersebut yang secara spesifik membahas topik tekhnologi penanganan kolam lumpur yaitu pelapisan dasar kolam dengan tekhnologi geomembrane, penutupan dengan geotekstil kuat tarik tinggi dan metode geotube dewatering.
Narasumber lain, Eko Budi Prasetyo, ST, M.Ling dari Inspektur Tambang Ahli Muda Ditjen Minerba Kementerian ESDM menyampaikan materi “Pengelolaan Material Lumpur dalam Kegiatan Pertambangan Sesuai Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik”.
“Pengelolaan material limpur dalam kegiatan pertambangan apabila tidak mengikuti kaidah yang baik maka akan berakibat pada aspek K3 seperti terjadinya kecelakaan kerja, kemudian aspek pencemaran TSS yang mencemari lingkungan sekitar, dan bisa mengganggu produktivitas tambang.” Jelas Eko Budi Prasetyo.
“Produk geosintetik bisa menjadi salah satu item dalam kajian teknis yang disampaikan oleh pemilik tambang untuk mendapat persetujuan misalnya pada aplikasi teknis penanganan lumpur, kestabilan lereng tambang dan timbunan di sekitar material lumpur dan perkuatan pada jalan angkut material lumpur.”. Tambah Eko Budi Prasetyo.
Selanjutnya narasumber dari PT Solmax, Noorhisam Omar selaku Regional Business Manager Water & Environmental PT Solmax memaparkan proses penanganan lumpur menggunakan metode dewatering tubes.
“Metode dewatering rubes lebih efisien dibanding dengan metode-metode konvensional. Dengan metode geotube dewatring ini maka lumpur asal yang memiliki konsentarsi padatan 3%-15% bisa diubah menjadi 55%-75% konsentarsi padatan.” Urai Noorhisam.
Noorhisam secara detail menyampaikan bagaimana tahapan-tahapan dalam perencanaan dan pelaksanaan metode dewatering, seperti pengambilan contoh lumpur dari kolam tailing, kemudian melakukan pengujian lumpur di laboratorium untuk mengetahui kandungan di dalam lumpur, melakukan JAR test yaitu uji penentuan jenis coagulant atau flocculant (bahan kimia untuk proses dewatering) yang akan digunakan dan dilanjutkan dengan cone test, pillow bag test, pilot trial tube, dan full scale prototype tube.
Marcus Jong mewakili dari Technical Service Manager PT Solmax menyampaikan pemaparan mengenai pentupuan kolam tailing dengan menggunakan geotekstil kuat tarik tinggi.
Menurut Marcus Jong PT Solmax memiliki produk yang sangat sesuai untuk aplikasi tekhnologi penutupan kolam tailing.
“Dasar dari alasan perlunya penutupan kolam adalah : comply dengan peraturan lingkungan hidup, mencegah luapan dari material beracun dari kolam, mencegah pelemahan struktur kolam, mencegah kerusakan oleh erosi, mencegah permukaan kolam yang mongering tertiup angin sehingga menjadi polusi udara”. Urai Marcus Jong.
Selanjutnya Marcus menyampaikan tahapan-tahapan pelaksanaan penutupan kolam lumpur dengan produk geotekstil kuat tarik tinggi yaitu tipe Mirafi PP dan Mirafi PET.
Dalam kesempatan tersebut dihadapan peserta, Marcus juga memberikan contoh-contoh proyek di dunia yang menggunakan metode aplikasi penutupan kolam lumpur dan menggunakan material dari produksi Solmax.
Sementara itu, Su Jong dalam pemaparannya menyampaikan mengenai penggunaan produk geomembrane di bidang pertambangan.
Su Jong menyampaikan materi paling mendasar mengenai bahan polimer yang digunakan untuk membuat geomembrane yaitu dengan pilihan dari bahan HDPE, LLDPE & PVD yang mana masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangannya.
Lebih lanjut, Su Jong juga memaparkan berbagai tipe-tipe geomembran seperti tipe smooth, textured, colour dan conductive.
Termasuk jenis-jenis pelapisan dasar kolam lumpur dengan geomembrane juga diuraikan oleh Su Jong seperti single liner atau double liner serta bagaimana melakukan pemilihan atas sifat-sifat geomembrane yang relevan untuk aplikasi di pertambangan.
Diakhir paparannya Su Jong menyajikan produk inovasi yang sangat menarik yaitu tipe leak location conductive geomembrane yang mana produk ini untuk mengantisipasi bahwa ada resiko adanya kebocoran pada geomembrane yang dipasang misalnya diakibatkan oleh kerusakan asal selama proses fabrikasi, kerusakan pada proses pemasangan, dan pada proses penimbunan oleh tanah.
Prinsip dari produk ini menurut Su Jong adalah dengan menyebarkan voltase ke geomembrane dalam sistem jaringan tertutup dan menemukan area mana yang geomembrane mengalami kebocoran.
Seminar kemudian ditutup dengan resume dari Doyo Lujeng Dwiarso dengan menyampaikan ringkasan hasil seminar. Doyo Lujeng Dwiarso juga menyampaikan bahwa seminar sejenis ini juga akan dilanjutkan di tahun mendatang di lokasi yang berbeda sebagai bagian dari misi Solmax Geosynthetics dalam menginformasikan teknologi membangun infrastruktur dengan cara yang lebih baik.
Acara seminar kemudian dituutp dengan pengundian door prizes dan foto bersama seluruh peserta.